JELITA - Arumi, setia dampingi Emil sebagai Wagub Khofifah (medcom.id) |
Jambangan
Hijau - Hari Sabtu, Tanggal 25 Mei 2019 menjadi batas akhir sembilan puluh
sembilan hari pertama, pembuktian kinerja awal pasangan Gubernur dan Wakil
Gubernur Jawa Timur periode 2019 - 2024. Khofifah Indar Parawansa bersama Emil
Elestianto Dardak menyampaikan 9 (sembilan) Program Kerja Unggulannya dengan
istilah NAWA BHAKTI SATYA. Program kerja 99 hari merupakan langkah awal dari
kerja kolektif, pengabdian tulus, penuh keikhlasan demi masyarakat Jawa Timur
yang lebih sejahtera dan penuh kemuliaan untuk periode lima tahun ke depan.
Visi Nawa Bhakti Satya adalah perwujudan kerja bersama untuk Jawa Timur
sejahtera, bermartabat, dengan semangat gotong-royong, religius dan berkeadilan
sosial melalui tata kelola pemerintahan yang partisipatoris serta inklusif,
selama lima tahun kedepan.
Visi
besar Nawa Bhakti Satya ini diabdikan untuk merawat dan memperkuat
capaian-capaian pembangunan pada kepemimpinan Gubernur sebelumnya. Serta
menjawab tantangan-tantangan pembangunan Jawa Timur ke depan. Seperti perbaikan
layanan dasar masyarakat, pengurangan kesenjangan daerah antar kelompok sosial
ekonomi, antar wilayah maupun antar desa dengan kota, pengentasan kemiskinan,
memajukan hubungan antara pemerintahan serta masyarakat yang berkarakter
demokratis partisipatoris dan inklusif. Kemudian penguatan hak-hak dasar
masyarakat, disrupsi sosial yang dibawa oleh revolusi teknologi 4.0, perawatan
lingkungan hidup dan persoalan- persoalan lain yang membutuhkan perhatian serta
penanganan seksama.* Pasangan Gubernur -
Wakil Gubernur Jatim, yang menjadi penerus pasangan pendahulunya, mantan
Gubernur/Wagub Soekarwo - Syaifullah Yusuf. Usai dilantik oleh Presiden Jokowi di Istana Negara Jakarta
pada hari Rabu, tanggal 13 Februari 2019, mereka langsung tancap gas. Sehari
kemudian bertempat di Tugu Pahlawan Surabaya (Kamis, 14/2/2019) dihadapan
ribuan masyarakat Jawa Timur yang menyambut kedatangan pasangan Gubernur
barunya. Khofifah selanjutnya mengikrarkan "C E T T A R" yang merupakan akronim dari Cepat, Efektif,
Tanggap, Transparan, dan Responsif. Sebagai nafas, corak serta parameter
layanan dasar pemerintahan Jawa Timur di era kepemimpinannya.
“Cepat diterjemahkan, ketika ada masalah pada rakyat, maka seluruh
ASN, serta jajaran Dinas yang ada di Pemprov Jatim harus cepat memberikan
layanan. Kemudian efektif berarti
penyelenggaraan pemerintahan di Jatim harus efektif dan efisien sehingga tidak ada pemborosan dan penyalahgunaan uang
negara,” jelasnya. Kemudian, tanggap
dimaknai bahwa seluruh ASN di jajaran Pemprov, Jatim harus tanggap terhadap
kebutuhan rakyat. Selanjutnya, transparan
berarti segala bentuk pengeluaran APBD Jawa Timur harus disampaikan kepada masyarakat
secara terinci, baik kegunaan maupun jumlahnya. Terakhir, makna kata responsif yakni seluruh jajaran Pemprov
Jatim wajib memberikan respon cepat untuk percepatan, kesejahteraan dan
kemakmuran rakyatnya.“Kami
(saya dan mas Emil, red.) ingin para petani, nelayan, guru-guru, gojek, dan
masyarakat semua mulia hidupnya, mulia keluarganya,” kata wanita kelahiran
Surabaya 19 Mei 1965 ini. Menurutnya, sesuai slogan pasangan Khofifah-Emil saat
masa Kampanyenya. Yakni “Kerja Bersama untuk Jatim Sejahtera”, bahwa
membangun Jatim tidak cukup hanya dari satu pihak (Pemerintah Provinsi saja,
red.). Namun dibutuhkan kerjasama
(horizontal) dari pihak
Forkopimda, serta TNI, yang terdiri dari tiga matra, Angkatan Darat,
Laut dan Udara serta Kepolisian Republik Indonesia. Maupun jajaran (vertikal) meliputi 38 kepala daerah, pada
level kota/kabupaten yang menyebar di wilayah Provinsi Jawa Timur. Pun dukungan
dari masyarakat, menjadi salah satu modal penting keberhasilan pembangunan Jawa
Timur lima tahun ke depan.
Khofifah saat masih Mensos, pada HKSN 2017 di Kodam V Brawijaya |
Dalam NAWA
BHAKTI SATYA, ada sembilan program
antara lain :
1.Jatim Sejahtera untuk mengentaskan kemiskinan menuju keadilan dan kesejahteraan
sosial.
22.Jatim Kerja, dengan program Millineal Job Center, Dream Team Science
Techno Park serta Belanova.
33.Jatim Cerdas dan Sehat lewat pendidikan
dan kesehatan gratis berkualitas.
44.Jatim Akses dengan membangun Infrastruktur dalam Kerangka
Pengembangan Wilayah Terpadu, dan Keadilan Akses Bagi Masyarakat Pesisir dan
Desa Terluar.
55.Jatim Berkah, membangun karakter
masyarakat yang berbasis nilai-nilai kesalehan sosial, budi pekerti luhur.
66.Jatim Agro, sebuah program memajukan sektor pertanian, peternakan,
perikanan darat dan laut, kehutanan, perkebunan untuk mewujudkan kesejahteraan
petani dan nelayan.
77.Jatim Berdaya dengan memperkuat
ekonomi kerakyatan dengan berbasis UMKM, koperasi, dan mendorong pemberdayaan
pemerintahan desa.
88.Jatim Amanah dengan menyelenggarakan
pemerintahan yang bersih, efektif & anti korupsi.
99.Jatim Harmoni, sebagai bhakti terakhir
dirupakan dengan menjaga harmoni sosial
dan alam dengan melestarikan kebudayaan dan lingkungan hidup.
Bhakti-bhakti
ini akan kami wujudkan antara lain melalui PKH+(1) (Program Keluarga Harapan) plus, yang
menjangkau penduduk miskin di 38 kabupaten/kota di Jawa Timur, antara lain:
lansia terlantar, perempuan kepala keluarga rentan dan penyandang disabilitas.
Kepada generasi millenial, kami telah menyiapkan MILEA(2) (Millennial Incubation
for Enterpreunership & Inovation). Ini adalah program kreatif atau
platform bersama yang menjadi pra-kondisi untuk perilaku kreatif. Milea akan
menyasar pelajar SMA dan SMK yang baru lulus, kemudian bersiap menghadapi dunia
usaha serta dunia kerja. Kami juga memiliki paket KANTISTAS(3) (Pendidikan Gratis-Berkualitas). Untuk anak-anak usia sekolah
yang selama ini tidak mendapatkan asuhan yang baik di lingkungan keluarga dan
sosialnya akibat kemiskinan, kami memperkenalkan PESAN AMAN(4) (Pesantren Pengasuhan Anak Masa Depan). Program ini merupakan
program pengasuhan yang menyasar anak-anak dari keluarga petani dan nelayan
miskin yang selama ini tidak hanya tidak bisa mengakses pendidikan berkualitas,
namun juga tidak mendapatkan pengasuhan yang layak. KANTISTAS juga akan memberi
bantuan SPP beserta seragam gratis bagi siswa SMA/SMK negeri dan swasta se-Jawa
Timur yang membutuhkannya. Program ini berangkat dari fakta banyaknya anak
tidak melanjutkan sekolah dan/atau putus sekolah karena faktor biaya
pendidikan. Sementara itu, bagi para guru dan pegawai tidak tetap, akan ada
peningkatan kesejahteraan honorarium agar mereka bisa mendidik dan melayani
siswa dengan profesional.
Bukan
hanya di sektor pendidikan yang memberi jaminan gratis-berkualitas. Di bidang
kesehatan masyarakat Jawa Timur juga berhak mendapatkan layanan pengobatan
gratis-berkualitas, TANTISTAS(5). Di
dalamnya ada bantuan untuk POSKESTREN(6),
pendampingan ibu-ibu hamil untuk menekan angka kematian ibu dan bayi serta
menurunkan angka stunting, konseling kesehatan yang langsung menjangkau ke
masyarakat melalui KOPIPU(7)
(Konseling dari Pintu Ke Pintu), serta memastikan pasien keluarga miskin
mendapatkan layanan medis dengan menjadikan Pemprov. sebagai garantornya. Khusus
untuk masyarakat Madura, terutama wilayah kepulauan, kami menyiapkan GETAR
MADURA(8) (Gerakan Pembangunan
Infrastruktur dan Transportasi di Wilayah Pulau-pulau Kecil). Program ini untuk
menjawab problem lama ketimpangan pembangunan antar wilayah di Jawa Timur. Ini
juga bisa menjadi solusi untuk menghubungkan wilayah pulau-pulau kecil di utara
Sumenep, baik antar pulau kecil satu dengan pulau kecil lainnya maupun antara
pulau kecil dengan pulau utama (Madura & Jawa). Ada juga program
Pemberdayaan Imam, Guru Madrasah Diniyah, Huffad dan Penjaga Makan Situs Budaya
yang kami singkat menjadi PERI RUMAH PENJAGA IBU(9). Program ini berupa pemberian tunjangan tunjangan kehormatan
bagi para imam masjid, penjaga situs budaya, beasiswa-beasiswa S-1, S-2, dan
Ma’had Aly bagi guru madrasah diniyah, serta pemberdayaan Huffadz se-Jawa
Timur. Tidak mungkin kami menyebut semua per satu seluruh program yang terkemas
dalam Program 99 Hari.
Yang bisa kami nyatakan adalah bahwa
NAWA BHAKTI SATYA yang kami janjikan sejak kampanye. Akan sekeras mungkin kami
wujudkan sejak langkah awal, sekalipun ada beberapa yang betul-betul berupa
tapak pertama dari ribuan langkah yang hendak kami jalankan. (Khofifah Indar Parawangsa
- Emil Elestianto Dardak)
(Bobbin
Nila Prasanta Yudha – KIM Jambangan Hijau, ditulis oleh Pegiat KIM (Kelompok
Informasi Masyarakat) Kota Surabaya, sebagai sumbangsih dalam menyosialisasikan pembangunan dan memberikan edukasi
kepada masyarakat Jawa Timur)
*(sumber : e-book Program Kerja 99 Hari
Pemerintah Propinsi Jawa Timur, tahun 2019).
OKKKKKKKKKEEEEEEEE.......
ReplyDelete(KIM DARMA BHAKTI)
OKKKKKKKKKEEEEEEEE.......
ReplyDelete(KIM DARMA BHAKTI)