Saturday, March 11, 2017

Jambangan Hijau, Hari Peduli Sampah 2017 jadi awal baru bagi PuDar atau PDU (pusat daur ulang) Jambangan. Bertempat di wilayah Kelurahan Jambangan, berjarak hanya 10 menit dari Rolag Coffee. Berlokasi di Surabaya Selatan tempat proses melakukan 3R ( reduce - reuse - recycle ) ini, akan jadi magnet baru selain KWJ (kampong wisata jambangan). Konon dengan produk olahan sampah organik yang tersedia dari pengumpulan ke rumah-rumah warga, PuDar bisa menghasilkan Kompos sampai 20 ton/hari. Meski menggunakan Dana APBN dalam pembangunan Infrastrukturnya. Ironisnya, peresmian PuDar Jambangan oleh Pemerintah Pusat malah dilakukan jauh dari tempat operasionalnya, yaitu di Pantai Kenjeran - Kecamatan Bulak. Berjarak 19,5 km dari Jambangan Wapres Jusuf Kalla meresmikan PuDar Jambangan bersamaan dengan PDU Lamongan.  Terkait Hari Peduli Sampah Nasional 2017 yang bertema Indonesia Bebas Sampah 2020. Meski sebelumnya santer beredar kabar akan didatangi Indonesia Satu, namun dibatalkan. PuDar Jambangan masih tetap memiliki daya tarik tersendiri , khususnya bagi beberapa intelektual asing yang datang mengunjunginya.

Beberapa catatan kunjungan intelektual asing ke PuDar Jambangan, dimana kami sempat mengantar dan mendampingi mereka. Tamu-tamu tersebut adalah :

1. Prof. Howard Dick (The University of Melbourne) pada tanggal 18 Februari 2017. Profesor bidang Ekonomi Perkotaan dari Australia ini pada tahun 1972 sudah pernah mengunjungi Surabaya dan melakukan studi mendalam tentang kondisi sosial ekonomi masyarakat kala itu. Disamping melihat proses kerja PuDar dari dekat. Hampir 40 menit Dick berbincang gayeng dengan 12 pekerja yang saat itu ada disana. Dia juga sempat kami ajak blusukan ke kampong wisata jambangan dan bermain terumpah panjang, olahraga tradisional khas setempat. Dia melihat masih ada ciri khas  Surabaya di Jambangan. Ada  sifat lugas, terbuka dan keramahan, guyub serta gotong royong disini (Kampong Jambangan). Suasana Surabaya 35 tahun lalu masih belum banyak berubah. Beda kalau kita berada di pusat kota suasana Surabaya sudah berubah jadi kota metropolitan. Banyak Gedung tinggi dan mobilitas pekerjanya yang cukup cepat. Wajah Surabaya yang dia pikir sudah hilang masih ada di Kampong Jambangan.


Baca  : J. M. Kang : I love Jambangan, very impressive, very clean


2. Lisetta Trebbi, Counselor Climate and Forest (Royal Norwegian Embassy). Berkunjung bersamaan dengan rombongan JK ke Pantai Kenjeran Surabaya (Bulak). Pada hari Selasa tanggal 28 Februari 2017 sekitar pukul 14.55. Waktu berkunjung ke PuDar Lis didampingi Kepala Biro Kerjasama Luar Negeri Kementerian Lingkungan Hidup, Sri Murniningtyas. Sebelumnya pada hari yang sama rombongan yang berkunjung adalah Tutik Hendrawati Mintarsih, Dirjen Pengelolaan Sampah, Limbah dan B3 (bahan beracun berbahaya). Lis menyampaikan dinegaranya stasiun (meminjam istilah di Norwegia) seperti PuDar sudah dikelola secara otomatis, jarang menggunakan banyak tenaga manusia seperti di Jambangan. Manusia disana hanya sebagai operator mesin pemilah dan pengolahan sampah. Perbedaan mendasarnya adalah di Indonesia, pekerja pemilah serta pengolahan sampah beraktifitas dan bergumul dengan sampah untuk mendapatkan makan. PuDar lebih terkonsentrasi pada aspek sosial. Melakukan 3 R dan menghidupi mulut banyak orang. Di Norwegia 3 R dilakukan oleh banyak mesin dan melibatkan sedikit manusia. ( B O N I )

BUAH TANGAN

Prof. Howard Dick mendapatkan buah tangan (oleh-oleh) sebuah t-shirt hitam Kabar Surabaya size L.

Lisetta Trebbi mendapatkan cover botol air mineral 600 ml berbahan rajutan tas plastik.

link komentar Lisetta Trebbi :  https://youtu.be/wgT6_hlQIPg





2 comments: